purwadhika-logopurwadhika-logo

Metode Pengembangan Perangkat Lunak Agile

Jean Sundego

04 July 2023

Metode Pengembangan Perangkat Lunak Agile

Metode Pengembangan Perangkat Lunak wajib digunakan setiap perusahaan terutama bagi tim pengembang ketika ingin mengembangkan produk ataupun perangkat lunak (software) baru. Metode ini berfungsi sebagai kerangka kerja (framework) dan membuat pekerjaan menjadi lebih terarah. Memanfaatkan konsep ini juga akan memberikan tingkat kesuksesan yang tinggi bagi pengembangan software tersebut.

Metode pengembangan perangkat lunak yang biasa dipakai oleh tim developer adalah metodologi Agile. Konsep Agile sendiri memiliki beberapa framework dimulai dari Scrum, Kanban, dan juga Extreme Programming (XP). Ketiga framework ini adalah bagian dari Agile. Konsep-konsep ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan penggunaanya tergantung dengan kondisi yang terjadi.

Tapi sebelum itu, apa arti dari metode Agile ini, mengapa pengembangan software sangat bergantung dengan metodologi ini, dan apa alasan software developers dan project managers sering menggunakan konsep Agile? Hal itu dapat dilihat pada tulisan dibawah ini.

Metodologi Agile

Metodologi Agile Metode pengembangan perangkat lunak ini berguna dalam mengembangkan software baru ataupun produk baru dan Agile sendiri dapat digunakan berulang-ulang. Dengan memakai metodologi ini, proses pengembangan software jadi lebih cepat. Metodologi Agile ini dikenal sebagai metode yang user-centric dimana para developers akan mementingkan kebutuhan pengguna. Agile sendiri digunakan oleh tim pengembangan yang membutuhkan adaptasi dari situasi yang sedang terjadi dengan cepat.

Pada intinya, Agile akan digunakan oleh pengembang ketika terjadi perubahan yang tiba-tiba. Ini berguna karena ketika masalah muncul, pengembang akan dapat mengembangkan produk atau softwarenya secara fleksibel. Agile yang dapat digunakan berulang-ulang biasanya disebut dengan iteration atau iterasi. Setiap software yang menggunakan metode Agile akan lebih up-to-date yang didukung oleh pengerjaan yang fleksibel sesuai kebutuhan.

Berdasarkan statistik dari Hugger Blog , Proyek yang menggunakan Agile akan sukses 28% lebih tinggi daripada daripada metode tradisional. Lebih dari 86% software developers menggunakan metode ini.

3 Jenis Metode Agile

Sebenarnya ada sekitar 8 metode Agile yang dapat digunakan dalam software development, tetapi pada artikel ini hanya akan dituliskan 3 metode yang paling umum digunakan oleh para developer. Dimulai dari metodologi Kanban, Scrum, dan juga Extreme Programming (XP).

Metodologi Kanban

Kanban atau berasal dari kata Kanbanize adalah istilah dalam bahasa Jepang yang berarti sinyal visual. Dalam manajemen produk, metode ini sangat berguna untuk memecahkan masalah dengan cara efektif dan efisien. Pada Awalnya, penggunaan metodologi Kanban ini hanya digunakan pada industri manufaktur, namun seiring perkembangan zaman dan era globalisasi dan teknologi seperti sekarang ini, banyak perusahaan menggunakan metodologi ini untuk keperluan pengembangan bisnis mereka.

Toyota adalah perusahaan yang mengembangkan dan mempopulerkan metode ini dan digunakan didalam proses manufaktur mereka. Metode ini bersifat visual yang memungkinkan tim yang sedang mengembangkan produk mereka dapat dengan mudah berkomunikasi pada pekerjaan yang akan dilakukan dan estimasi waktu pengerjaan. Kanban juga memberikan petunjuk dasar untuk mengurangi hal-hal yang tidak diperlukan.

Metode ini memanfaatkan board atau papan yang dibagi menjadi tiga kolom yang bertuliskan requested, in progress, dan done. Kanban board dianggap sangat efektif dalam pemecahan masalah dan dari ketiga kolom ini membuat tim yang bekerja dapat lebih fokus dan efektif dalam menyelesaikan pekerjaan yang ada.

Tahapan Menggunakan Kanban

Terdapat beberapa tahapan ketika ingin menjalankan metode Kanban ini. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memvisualisasikan pekerjaan. Ini berguna untuk mempermudah komunikasi dari setiap proses yang diterapkan. Pada dasarnya, setiap anggota tim akan membuat memvisualisasikan semua jenis pekerjaan yang akan dikerjaan dan alur dari pekerjaan dari setiap anggota.

Kedua, membatas pekerjaan dalam setiap proses. Pemberian batasan pada setiap penugasan, tim juga tidak perlu menyusun penugasan pekerjaan yang banyak di setiap proses. Ini berguna untuk mengurangi waktu pekerjaan dan hasil akhir yang diberikan akan lebih maksimal.

Ketiga, Alur pekerjaan menjadi fokus utama karena dengan begitu metode kanban yang sedang dilakukan akan lebih baik. Anggota tim akan dapat dengan mudah untuk mengumpulkan metrik untuk analisa alur kerja, dan dapat mengetahui kemungkinan dari masalah yang akan muncul di masa depan dengan menganalisa proses tersebut.

Selanjutnya ketahui batasan. Ketika mengerjakan tugas, sering muncul masalah-masalah baru, kalian akan bertugas memecahkan masalah tersebut agar tidak mengganggu proses pekerjaan. Kalian harus memahami batasan kalian ketika sedang memecahkan masalah tersebut, agar tidak terjadi tumpang tindih dan mengganggu proses dari anggota lainnya.

Memberikan feedback ke sesama anggota itu juga menjadi poin yang penting. Karena dari feedback yang didapat, proses pengerjaan akan memiliki persepsi yang sama. Dan yang terakhir adalah terus-menerus melakukan perbaikan. Seluruh tim wajib untuk memantau workflow, throughput, lead time, dan indikator lainnya guna meningkatkan tingkat efektivitas yang baik.

Metode Scrum

Scrum adalah salah satu metodologi dari Agile. Software developers biasanya menggunakan metodologi ini untuk mengembangkan produk yang bersifat kompleks dan mudah berubah-ubah. Scrum digunakan agar tim dapat berkoordinasi dengan terstruktur dan komunikasi antara anggota tim terbentuk. Selain itu, kegunaan dari Scrum adalah untuk mempercepat rilis suatu produk dengan produktivitas dan kualitas yang tinggi. Metodologi ini juga memberikan cost yang lebih rendah dalam pengerjaan suatu proyek. Semua itu disesuaikan berdasarkan permintaan user.

Cara Kerja Scrum

Sebelum memulai sebuah proyek, project management harus menentukan anggota-anggota tim yang akan mengerjakan proyek tersebut. Pada tahapan awal dari Scrum, sebuah tim biasanya memiliki anggota tak lebih dari 5-10 orang. Pemilihan jumlah anggota juga harus teliti agar tim dapat bekerja lebih efektif dan efisien.

Kedua, project manager harus menentukan berapa lama waktu pengerjaan. Hal ini dikenal sebagai sprint. Sprint digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah terutama dalam pembuatan produk baru dari sebuah rangkaian pekerjaan. Pada umumnya, sprint berlangsung selama 7 sampai 30 hari.

Langkah selanjutnya adalah menentukan peran dalam tim. Ini diperlukan agar tim dapat bekerja dengan maksimal dan juga tidak terjadi tumpang tindih tugas. Peran penting dalam team adalah Scrum Master, atau bisa disebut sebagai project manager. Scrum master harus memastikan bahwa proyek berjalan tanpa hambatan. Peran selanjutnya adalah product owner, mereka bertugas untuk memastikan kualitas dari produk sudah sesuai.

Keempat adalah mengumpulkan berbagai permasalahan. Langkah ini pada project management biasa disebut sebagai backlog. Berbagai permasalahan yang telah dikumpulkan kemudian dibuat priorita pengerjaannya. Setelah semua tahapan sudah dikerjakan, hal selanjutnya adalah memulai sprint. Perlu diketahui, meskipun sprint sudah dimulai, backlog lain masih dapat ditemukan. Komunikasikan kepada product owner jika backlog tersebut dapat dikerjakan di dalam sprint atau sprint selanjutnya.

Extreme Programming (XP) (H3)

Konsep ini berfokus pada pengembangan yang berkelanjutan dan juga bergantung kepada kepuasan pelanggan. Tim developer akan lebih sering berhubungan dengan user untuk mendapatkan feedback yang berguna. Melalui feedback pula tim akan mendengarkan dan menerima permintaan dari user, bahkan jika feedback diterima di akhir dari pengembangan software.

Alasan inilah yang menyebabkan metode ini disebut extreme, karena tim harus siap untuk bekerja lebih keras dan memberikan hasil produk terbaik sesuai kebutuhan user.

Tahapan Extreme Programming

Tahapan pertama dari XP adalah planning atau perencanaan. Tahap ini berguna untuk mengumpulkan berbagai kebutuhan dari perangkat yang akan dikembangkan. Selanjutnya tahapan design. Pada tahap ini, design yang dibuat haruslah sesimple dan sesederhana mungkin. Karena design simple selalu dipilih dibandingkan denganyang kompleks. Developers tidak boleh asal menambahkan fungsi dan fitur kedalam produk meskipun fitur itu akan berguna tanpa permintaan dari user.

Ketiga adalah coding. Setelah selesai tahap 1 dan 2, tim tidak langsung memulai coding, melainkan mengembangkan serangkaian tes yang akan dijalankan di setiap story dari planning. Ini berguna untuk melihat apa yang harus dibuat di dalam proyek tersebut, atau tim juga dapat melakukan pair programming dimana tes dijalankan bersamaan dengan pemrograman. Terakhir adalah tahapan testing. Ini diperlukan untuk melihat apakah sistem yang dikerjakan memiliki masalah atau tidak. Selain itu untuk memastikan apakah produk yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan dari user.


bagikan