Purwadhika
∙29 April 2025
Pada tahun 2025, dunia kerja sedang mengalami transformasi besar berkat kehadiran agentic AI—kecerdasan buatan yang bisa bertindak secara mandiri untuk menyelesaikan tugas kompleks tanpa pengawasan manusia langsung. Berbeda dengan AI tradisional yang hanya merespons perintah, agentic AI mampu merencanakan, mengambil keputusan, dan berkolaborasi dengan sistem lain secara otomatis. Fenomena ini membuka peluang sekaligus tantangan baru dalam dunia profesional.
Agentic AI adalah sistem kecerdasan buatan yang memiliki kemampuan untuk bertindak secara independen dalam menyelesaikan tugas-tugas kompleks. Berbeda dengan AI konvensional yang hanya merespons input, agentic AI dapat merencanakan, mengambil keputusan, dan berkolaborasi dengan sistem lain secara otomatis. Contohnya termasuk platform seperti OpenAI Deep Research dan Manus, yang dapat melakukan riset mendalam, menulis kode, atau merencanakan strategi bisnis tanpa interaksi manusia langsung. (Intelligent agent, Manus (AI agent))
Menurut McKinsey, perusahaan-perusahaan mulai mengintegrasikan agentic AI ke dalam produk inti mereka. Misalnya, Salesforce meluncurkan Agentforce, lapisan baru pada platform mereka yang memungkinkan pengguna untuk membangun dan menerapkan agen AI otonom untuk menangani tugas-tugas kompleks di seluruh alur kerja, seperti mensimulasikan peluncuran produk dan mengoordinasikan kampanye pemasaran. (AI in the workplace: A report for 2025 - McKinsey & Company)
Microsoft juga memprediksi bahwa setiap pekerja akan menjadi "bos agen" di masa depan, mengelola agen AI untuk melakukan tugas dan meningkatkan produktivitas. Perusahaan-perusahaan diharapkan melalui tiga fase evolusi: adopsi asisten AI, integrasi rekan digital AI, dan delegasi penuh tugas kepada agen AI dengan pengawasan manusia. (Microsoft says everyone will be a boss in the future - of AI employees)
Lebih dari setengah perusahaan (52%) mengharapkan agentic AI dapat mengotomatiskan atau mempercepat 26% hingga 50% dari beban kerja mereka. Sebanyak 32% lainnya memiliki harapan yang lebih moderat, yaitu 25% atau kurang. Rata-rata keseluruhan adalah ekspektasi 36% dari tugas kerja yang diotomatisasi atau dipercepat dengan bantuan agen AI. (More than Half of Companies (51%) Already Deployed AI Agents)
Untuk tetap relevan, penting untuk meningkatkan keterampilan di bidang AI dan data. Program seperti AI Boost dari Purwadhika menawarkan pelatihan intensif dalam ilmu digital dengan kurikulum yang up-to-date. Program ini dirancang untuk membawa peserta dari pemula hingga profesional dalam waktu 12–14 minggu, lengkap dengan dukungan karier seumur hidup ke lebih dari 1.000 perusahaan mitra Purwadhika di Asia. (Job Connector Purwadhika
Alih-alih melihat AI sebagai pesaing, anggaplah sebagai rekan kerja. Fokuskan energi kamu pada tugas-tugas yang memerlukan kreativitas, empati, dan pemikiran strategis, sementara biarkan agen AI menangani pekerjaan rutin dan administratif. Ini akan meningkatkan efisiensi dan memungkinkanmu untuk fokus pada aspek-aspek yang lebih bernilai dalam pekerjaanmu.
Dengan meningkatnya penggunaan AI, penting untuk memahami aspek etika dan keamanan dalam implementasinya. Pastikan bahwa penggunaan AI mematuhi regulasi yang berlaku dan tidak menimbulkan risiko bagi privasi dan keamanan data. Selalu pertimbangkan dampak sosial dan ekonomi dari penerapan teknologi ini.
Era agentic AI membuka kemungkinan baru dalam dunia kerja, di mana manusia dan mesin bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama. Dengan memanfaatkan teknologi ini secara bijak dan meningkatkan keterampilan yang relevan, kita dapat menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada. Program seperti AI Boost dari Purwadhika dapat menjadi langkah awal yang baik untuk mempersiapkan diri menghadapi masa depan yang semakin dipengaruhi oleh AI. (Heads up, HR: 2025 is the year of agentic AI - Mercer)
Untuk informasi lebih lanjut tentang program AI Boost dan bagaimana memulainya, kunjungi situs resmi Purwadhika.
bagikan
ARTIKEL TERKAIT