purwadhika-logoPurwadhika Logo
hamburger-menu

Analisis Teknis TradingView dengan Python

Samuel Semaya

23 October 2024

1023_Analisis_Teknis_Trading_View_dengan_Python_14eddd3f3d.jpg

Screen Shot 2024-09-30 at 10.43.09.png

Salah satu keunggulan yang dimiliki Python adalah komunitasnya yang luas dan aktif, sehingga banyak pengembang yang mengembangkan library Python di seluruh dunia. Salah satu dari sekian banyak yang menarik perhatian saya adalah library “python-tradingview-ta”. Alasan library tersebut menarik perhatian saya adalah karena library tersebut dibuat untuk menganalisis data tanpa perlu melihat candle chart di TradingView. Sehingga proyek ini dapat memprediksi arah harga apakah cocok untuk beli, jual atau menunggu untuk jangka panjang.

Python adalah bahasa pemrograman yang banyak digunakan dalam aplikasi web, pengembangan perangkat lunak, ilmu data, dan machine learning. Developer menggunakan Python karena efisien dan mudah dipelajari serta dapat dijalankan di berbagai platform. Perangkat lunak Python dapat diunduh secara gratis, terintegrasi baik dengan semua tipe sistem, dan meningkatkan kecepatan pengembangan.

TradingView adalah platform charting dan jejaring sosial yang digunakan oleh trader dan investor untuk melihat peluang di pasar global. Platform ini menyediakan sistem charting yang mudah digunakan dan data komersial profesional untuk melakukan analisis harga, volume, harga historis, dan data fundamental perusahaan. Pengguna juga dapat menggunakan TradingView untuk menganalisis harga dan volume aset crypto secara real time maupun berdasarkan data historis.

Library “python-tradingview-ta” adalah wrapper API tidak resmi untuk TradingView yang memungkinkan Anda mengambil data analisis teknis. Library ini dikembangkan oleh “brian-the-dev” dan perilisan awal adalah 10 Mei 2020. Library ini terus dikembangkan hingga artikel ini dibuat, perilisan akhir adalah versi 3.3.0 di tanggal 5 Oktober 2022.

Instalasi

Sebelum memakai library ini, pastikan Python versi terbaru sudah terpasang di komputer Anda (versi 3.12.3 di tanggal 12 Oktober 2023). Setelah terpasang, bisa di cek di terminal Anda dengan mengetik:

Screen Shot 2024-09-30 at 10.48.36.png

Selanjutnya, pasang library di terminal Anda:

Screen Shot 2024-09-30 at 10.49.27.png

Dalam proses eksekusi, saya menggunakan program Jupyter Notebook. Bisa juga menggunakan program lainnya semacam VS Code atau program sejenisnya.

Impor TradingView_TA

Agar program berjalan dengan baik, harus mengimpor modul tradingview_ta:

Screen Shot 2024-09-30 at 10.50.25.png

Cek Versi Library

Untuk mengecek versi apakah sudah terpasang dengan baik atau tidak, bisa mengetik di Jupyter Notebook seperti berikut:

Screen Shot 2024-09-30 at 10.51.17.png

Jika terdeteksi, maka tertulis versi Anda, pada kasus saya tertulis 3.30 (versi terbaru). fungsi ini baru bisa terpanggil pada versi 3.1.3, dii bawah versi itu tidak akan bisa terpanggil.

Membuat Instance TA_Handler

Pada tahap ini adalah ”jantung” pada library ini karena semua konfigurasi yang mau dipanggil terdapat di fungsi ini untuk kemudian di analisis lebih jauh lagi. Konfigurasi dimulai dari simbol, exchange yang digunakan, screener, dan time frame yang dipakai.

Sebagai contoh, saya mau melihat saham BBCA di bursa IDX di negara Indonesia pada time frame 1 minggu. Maka bisa menggunakan kode seperti berikut:

Screen Shot 2024-09-30 at 10.53.20.png

Jika Anda mau mengkonfigurasi simbol, exchange, screener, dan interval yang lainnya, Anda bisa mengacu pada parameter tautan di https://tvdb.brianthe.dev/

Screen Shot 2024-09-30 at 10.54.17.png

Pada tautan di atas, kita bisa mencari saham atau cryptocurrency atau forex mana saja yang mau di analisa dengan bantuan filter screener dan search. Lebih jelasnya, filter screener membantu kita untuk menentukan saham negara mana yang ingin ditinjau, atau filter semua cryptocurrency ataupun forex. Sedangkan untuk fitur search itu sendiri untuk mencari simbol yang ingin dicari. Contoh BTCUSDT, ETHUSDT, XAUUSD, dan lain sebagainya.

Untuk interval time frame waktu yang ingin dipakai, bisa memakai parameter berikut ini:

Screen Shot 2024-09-30 at 10.55.45.png

Mengambil Analisis

Setelah konfigurasi selesai, selanjutnya kita akan memanggil fungsi untuk mengambil analisis tersebut. Fungsi tersebut sangat “powerful” karena dengan fungsi tersebut, kita bisa mendapat informasi atribut lebih lanjut seperti summary, indikator, simbol, exchange, dan masih banyak lagi. Fungsi bisa dipanggil dengan mengetik sebagai berikut:

Screen Shot 2024-09-30 at 10.56.45.png

Analisis Teknis

Banyak metode cara dalam melakukan analisa harga. Salah satunya yaitu menggunakan metode summary. Kegunaan summary yaitu gabungan antara moving averages dan oscillators yang berguna untuk mengetahui apa tindakan dalam instrumen tersebut. Apakah harus beli, jual atau hold/tahan untuk tidak beli ataupun jual. Sebagai contoh, metode ini bisa dipanggil fungsinya dengan mengetik:

Screen Shot 2024-09-30 at 10.58.13.png

Dapat disimpulkan dari gambar di atas bahwa rekomendasi dari saham BBCA dalam time frame 1 minggu adalah untuk menahan agar tidak membeli ataupun menjual. Disebutkan bahwa untuk membeli bisa di harga 8.000 atau bisa dijual di harga 10.000 atau bisa di tahan di harga 8.000. Walaupun harga beli dan harga tahan sama di harga 8.000, tetapi rekomendasi dari summary tersebut adalah menahan harga.

Screen Shot 2024-09-30 at 10.59.29.png

Hal ini dibuktikan ketika saya melakukan analisa menggunakan software TradingView. Dalam TradingView, bisa dikatakan bahwa harga di time frame 1 minggu sedang tren bullish (tren naik) tetapi momentum harga masih lemah dalam arti harga masih melakukan konsolidasi. Sehingga benar jika rekomendasi dari Python adalah netral. Untuk jangka waktu panjang, bisa melakukan buy juga di harga 8.000

Indikator

Selain menggunakan analisis teknis, library tersebut menyediakan berbagai indikator menarik diantaranya adalah harga OHLC, RSI, EMA, dan masih banyak lagi.

Dalam hal ini saya lebih fokus membahas harga OHLC (Open, High, Low, Close) dan RSI (Relative Strength Index) sebagai indikator utama saya karena berhubungan dengan summary dalam analisis teknis di atas.

Apa itu OHLC ? OHLC (Open, High, Low, Close) adalah sebagai berikut:

  • Open: harga saham saat pembukaan perdagangan

  • High: harga saham tertinggi yang dicapai dalam satu hari

  • Low: harga saham terendah yang dicapai dalam satu hari

  • Close: harga saham saat penutupan perdagangan

Relative Strength Index (RSI) adalah momentum indikator yang populer digunakan dalam analisis teknis. Indikator ini membandingkan besarnya kenaikan harga aset dengan kerugian harga terbaru dalam satu periode tertentu, umumnya 14 hari.

Seperti indikator stochastic oscillator lainnya, nilai RSI berkisar dari 0 hingga 100, di mana nilai yang lebih tinggi menunjukkan momentum harga yang lebih kuat sementara nilai yang lebih rendah menunjukkan momentum yang lebih lemah.

Trader biasanya memanfaatkan RSI untuk:

  1. Mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold: Nilai RSI di atas 70 menunjukkan kondisi jenuh beli (overbought), yang berpotensi menandakan koreksi harga atau pembalikan harga. Sebaliknya, nilai RSI di bawah 30 menunjukkan kondisi jenuh jual (oversold), yang berpotensi menunjukkan peluang aksi beli.

  2. Menghasilkan trading signals: Trader mencari lintas RSI dari level tertentu, seperti 50, sebagai potensi titik masuk atau keluar ke pasar. Misalnya, lintasan RSI di atas 50 dapat menunjukkan potensi tren kenaikan harga, sedangkan lintasan di bawah 50 mungkin menunjukkan potensi tren penurunan harga.

  3. Mengonfirmasi tren harga aset: RSI dapat digunakan untuk memvalidasi kekuatan tren yang berlaku. Skor RSI di atas 50 biasanya menunjukkan tren kenaikan harga, sedangkan pembacaan di bawah 50 menunjukkan tren penurunan harga.

  4. Mengidentifikasi divergensi: Divergensi RSI terjadi ketika arah indikator RSI tidak sejalan dengan aksi harga. Bullish Divergence terjadi ketika harga membentuk titik terendah yang lebih rendah, tetapi RSI membentuk titik terendah yang lebih tinggi, sehingga menunjukkan potensi pembalikan harga aset ke atas. Sementara itu, Bearish Divergence terjadi ketika harga membentuk puncak yang lebih tinggi, tetapi RSI membentuk puncak yang lebih rendah yang menunjukkan potensi pembalikan harga ke bawah.

Setelah mengetahui apa itu OHLC dan RSI, maka selanjutnya kita akan mencari nilai OHLC dan RSI dengan mengetik:

Screen Shot 2024-09-30 at 11.54.05.png

Fungsi di atas adalah menampilkan seluruh indikator tetapi dalam hal ini, saya hanya mau menampilkan bagian OHLC dan RSI nya saja. Oleh karena itu, dapat diketik sebagai berikut:

Screen Shot 2024-09-30 at 13.20.49.png

Setelah melakukan running pada Python Anda, didapatkan hasil harga OHLC adalah 9.700, 9.800, 9.325, dan 9.425. Sedangkan nilai dari RSI adalah 47,16. Hal ini diperkuat dengan software TradingView yang menampilkan hasil serupa

OHLC (Open, High, Low, Close):

Screen Shot 2024-09-30 at 13.24.20.png

Berdasarkan data di atas bahwa nilai RSI adalah 47,16 yang berarti lintasan berada di bawah 50 yang menunjukkan potensi tren penurunan harga. Bisa juga dilihat bahwa nilai RSI 47,16 mau mendekati 50 yang berarti akan menunjukkan potensi tren kenaikan harga kedepannya. Tetapi RSI tidak bisa mengikat karena dia adalah sebuah indikator yang harus ada pendukung lainnya yaitu analisis teknis dan multi time frame yang paling utama.

Kesimpulan

Summary di atas dengan dukungan Python menggunakan pendekatan metode analisis teknis dan pendukung lainnya yaitu RSI (Relative Strength Index) terbukti kebenarannya yang bisa dipertanggung jawabkan kedepannya. Di lain sisi, diperlukan pemahaman secara individu pemahaman dasar tentang trading itu sendiri, bagaimana cara membaca grafik, analisa pribadi, membaca indikator, mental dalam menghadapi keputusan, dan banyak faktor lainnya. Karena keputusan risiko terakhir adalah di tangan individu masing-masing.


bagikan


Hi!👋
Kamu bisa menghubungi kami via WhatsApp

wa-button