purwadhika-logoPurwadhika Logo
hamburger-menu

Digital Marketing 2025: Optimalkan Bisnis dengan Trend TikTok

Salisa Fauziah

24 February 2025

PWDK_Banner_Artikel_24_Feb_24_98512f5601.jpg

Digital marketing saat ini menarik untuk dikembangkan khususnya pada Digital marketing memiliki potensi besar untuk berkembang di berbagai media sosial, terutama TikTok, yang saat ini menjadi salah satu platform dengan jumlah pengguna terbanyak di Indonesia. Dengan engagement yang tinggi dan tren konten yang terus berkembang, TikTok telah menjadi ekosistem pemasaran yang sangat dinamis bagi brand. Screen Shot 2025-02-24 at 09.58.32.png

Apa saja trend 2025?

Menurut TikTok What's Next Report 2025, ada tiga Trend Signals utama yang membentuk lanskap pemasaran digital:

Brand Fusion

Merek kini lebih responsif dengan berkolaborasi bersama berbagai kreator melalui TikTok Creator Marketplace, memungkinkan jangkauan luas dan keterlibatan autentik. 2 dari 3 pengguna TikTok menyukai kemitraan merek-kreator, terutama jika disertai kode promo eksklusif. Supercell sukses menjangkau 261 juta orang lewat strategi kreator dalam peluncuran "Squad Busters". Konten autentik seperti wawancara jalanan dan behind-the-scenes membangun kepercayaan, di mana 40% pengguna lebih menyukai merek berkepribadian, dan 45% merasa merek lebih relevan jika mereka dipahami.

Identity Osmosis

Merek kini menyesuaikan identitas dengan komunitas TikTok yang inklusif, berinteraksi langsung melalui komentar, dan memanfaatkan fitur TikTok Symphony Dubbing untuk komunikasi global. 81% pengguna menemukan tren baru di TikTok, dan kampanye #HistóriasdeOrgulhoOi sukses meningkatkan keterlibatan 2,4x di atas tolok ukur. TikTok juga mengubah konsep Girlhood, memperkuat komunitas wanita, dengan 72% merasa lebih mudah terhubung. Selain itu, percakapan tentang keuangan pribadi semakin berkembang, di mana 50% pengguna mencari konten yang mencerminkan kehidupan mereka.

Creative Catalysts

AI kini menjadi alat eksplorasi kreatif di TikTok, membantu merek dalam fashion, renovasi, dan penulisan skrip melalui Symphony Assistant. 1,4x lebih banyak pengguna TikTok tertarik pada AI Generatif dibanding platform lain. Dengan tren on-demand seperti #summerween, merek dapat bereksperimen dengan konten tanpa membebani audiens, termasuk menggunakan Iklan Gambar, yang disukai 76% pengguna. Komentar menjadi alat penting untuk memahami audiens, dengan 68% pengguna percaya merek harus menggunakannya. Sementara itu, Insights Spotlight membantu menangkap tren mikro dan melibatkan audiens dalam pengembangan produk.

Strategi Menghadapi Trend TikTok 2025

Untuk memastikan keberhasilan dalam dunia pemasaran digital Indonesia, brand harus mengadopsi strategi yang holistik, mencakup SEO, social media marketing, influencer collaboration, content marketing, hingga paid ads.

1. Brand Fusion

Brand Fusion menekankan pentingnya keterlibatan autentik dengan audiens di berbagai saluran pemasaran. Ini mencakup SEO, social media, influencer marketing, dan omnichannel strategy.

Strategi yang Bisa Diterapkan:

  • Social Media Optimization - Pastikan brand memiliki kehadiran yang kuat di platform seperti TikTok, Instagram, YouTube Shorts, dan Facebook.

  • Collaborative Marketing – Berkolaborasi dengan content creators dan KOLs untuk membangun narasi yang lebih dekat dengan audiens.

  • Live Commerce & Interactive Engagement – Manfaatkan fitur seperti TikTok Live Shopping atau Instagram Live untuk meningkatkan keterlibatan dan penjualan secara langsung.

  • SEO & Content Optimization – Pastikan konten tetap ditemukan melalui pencarian organik dengan strategi keyword research, on-page SEO, dan video SEO untuk TikTok & YouTube.

Contoh Kasus: Supercell berhasil meluncurkan game Squad Busters dengan memanfaatkan Branded Mission di TikTok, melibatkan kreator dari berbagai latar belakang untuk menjangkau komunitas yang lebih luas.

2. Identity Osmosis

Tren Identity Osmosis menekankan bahwa brand harus mampu beradaptasi dengan nilai dan aspirasi audiensnya. Brand yang mampu menyelaraskan identitas mereka dengan audiens akan lebih relevan dan memiliki loyalitas yang lebih tinggi.

Strategi yang Bisa Diterapkan:

  • User-Generated Content (UGC) & Community Engagement – Biarkan audiens turut serta dalam membangun brand melalui konten autentik.

  • Personalized & Inclusive Messaging – Pastikan komunikasi brand mencerminkan keberagaman dan nilai komunitas target.

  • Customer-First Approach – Respon cepat terhadap komentar dan feedback audiens di media sosial atau website brand.

  • Localized Content Strategy – Gunakan bahasa dan budaya lokal agar brand terasa lebih dekat dan personal.

Contoh Kasus: Wardah, sebagai brand kecantikan asal Indonesia, sukses dengan kampanye "Beauty Moves You", yang menampilkan narasi bahwa kecantikan bukan hanya tentang penampilan, tetapi juga bagaimana seseorang bisa memberikan dampak positif bagi sekitarnya.

3. Creative Catalysts

Dalam era Creative Catalysts, inovasi dan eksperimen dalam pemasaran sangat penting. Brand perlu memanfaatkan AI, data analytics, dan tren konten terbaru untuk menciptakan strategi yang lebih efektif.

Strategi yang Bisa Diterapkan:

  • AI-Powered Content Creation – Gunakan AI untuk menghasilkan ide konten berbasis tren yang sedang berkembang di TikTok, Instagram, dan Google.

  • Micro-Trend Analysis – Gunakan alat seperti TikTok Insights Spotlight untuk menemukan tren yang sedang naik dan segera beradaptasi.

  • Mix Content Format – Kombinasikan short-form video, long-form content, carousel posts, interactive polls, dan live streaming.

  • Performance-Based Ads – Gunakan TikTok Ads, Meta Ads, dan Google Ads dengan strategi berbasis data untuk meningkatkan ROAS (Return on Ad Spend).

Contoh Kasus: 76% pengguna TikTok menikmati kombinasi gambar dan video dalam iklan. Dengan menggunakan format Image Ads, brand dapat lebih mudah masuk ke tren yang sedang berkembang.

4. Omnichannel Marketing

Agar strategi pemasaran digital semakin efektif, brand harus menerapkan pendekatan omnichannel yang menghubungkan SEO, social media, influencer, email marketing, dan e-commerce.

Strategi yang Bisa Diterapkan:

  • Integrasi E-Commerce dengan Social Media – Gunakan fitur seperti TikTok Shop, Instagram Shop, dan WhatsApp Business untuk meningkatkan penjualan.

  • Data-Driven Personalization – Manfaatkan Google Analytics, CRM, dan Pixel Tracking untuk menargetkan audiens dengan lebih akurat.

  • Remarketing & Retargeting Ads – Gunakan data perilaku pengguna untuk membuat strategi iklan yang lebih personal.

  • Loyalty & Membership Program – Buat program eksklusif bagi pelanggan setia untuk meningkatkan retensi.

Contoh Kasus: Rothy's menggunakan komentar TikTok sebagai sumber insight pelanggan, lalu meluncurkan produk yang banyak diminta audiens mereka.

Dengan strategi ini, brand dapat tetap relevan dan kompetitif di era pemasaran digital yang semakin cepat berubah! Untuk mempelajari strategi yang relevan dengan materi yang up to date anda dapat bergabung disini.


bagikan


Hi!👋
Kamu bisa menghubungi kami via WhatsApp

wa-button