purwadhika-logopurwadhika-logo

Year End Sale: Daya Tarik Tahunan yang Terlihat Manis

Wiris Rahmi Wardhani

31 January 2024

Year End Sale Daya Tarik Tahunan yang Terlihat Manis.jpg

Promo akhir tahun atau Year End Sale menjadi salah satu event paling diantisipasi menjelang pergantian tahun. Mulai dari 12.12 yang menjadi agenda bulanan hingga event yang menggunakan titel “tahun baru”, banyak brand yang turut ambil bagian dalam event ini, membuat akhir tahun semakin meriah dengan perburuan potongan harga. 

Cara brand-brand tersebut dalam memberikan promo pun beragam, mulai dari memberikan kode voucher hingga diskon mentah. Misalnya, Steam selaku layanan distribusi digital permainan video hadir dengan Winter Sale-nya yang memberikan potongan harga 50% pada sebagian game-nya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Periplus selaku perusahaan ritel toko buku yang menjual produk berupa buku-buku dari penulis internasional. Bahkan, promo berlangganan juga dilakukan oleh Dicoding, platform belajar bagi developer Indonesia yang memberikan promo hingga 72% dengan kode voucher tertentu.

Kenapa Selalu Ada Year End Sale?

Membicarakan soal bisnis, tentu ada banyak motif mengapa suatu keputusan bisnis diambil dalam strategi pengembangan produk. Tujuan yang ingin dicapai antara lain menambah eksposur brand terhadap publik, mengeluarkan produk lama supaya tidak menumpuk di gudang, menarik pengguna baru, hingga membujuk pengguna lama agar terus berlangganan.

Dalam strategi promosi, Year End Sale hanya menjadi salah satu momentum yang digunakan oleh sebuah brand untuk meningkatkan penjualannya. Ada banyak momentum lain yang dapat digunakan brand dalam melancarkan strategi promosinya, misalnya hari raya, hari kemerdekaan, Hari Kartini, dan hari-hari besar lainnya. 

Merencanakan Akhir Tahun dengan Lebih Baik

Merencanakan Akhir Tahun dengan Lebih Baik.jpg Banyak orang, mulai dari remaja hingga dewasa, mudah terbujuk oleh promo manis yang ditawarkan oleh year end sale. Kendati turut menggulirkan roda perekonomian, dampak negatif bisa jadi malah diterima dalam lingkup individu. Jika tidak memiliki persiapan untuk menghadapi promo akhir tahun, bisa-bisa malah boncos sendiri, lho! 

Nyesel beli atau nyesel gak beli? Hal tersebut kerap terpikir di benak atau menjadi pertanyaan ringan dalam percakapan. Keputusan yang diambil tak luput dari konsekuensi ekonomi yang diterima oleh pelanggan. Dengan banyaknya momentum diskon, bukan tidak mungkin pelanggan dibuat lapar mata dan kalap ketika masa-masa promosi tengah berlangsung. Beberapa hal perlu diperhatikan agar waktu akhir tahun tidak berujung ajang boros-borosan.

Mengakui Jenis Kebutuhan

Mengetahui jenis kebutuhan tentu sesuatu yang mudah, akan tetapi menahan ego untuk tidak membeli suatu produk hanya karena sedang berlaku potongan harga adalah hal lain. Terkadang, butuh atau tidaknya kita terhadap suatu barang membutuhkan pengakuan dari dalam diri. Pertimbangkan seberapa butuh Anda terhadap produk yang sedang diincar? Apa urgensi membeli produk tersebut sekarang? Apakah di masa depan akan ada diskon serupa lagi?

Memisahkan Anggaran Berdasarkan Kebutuhan

Ada baiknya melakukan pemisahan anggaran untuk keperluan primer dan sekunder supaya keperluan sekunder tidak melebihi nominal yang telah ditentukan. Beberapa layanan keuangan sudah mendukung keperluan ini, salah satu contohnya adalah fitur kantong yang disediakan oleh aplikasi Bank Jago

Melakukan Pencatatan Terhadap Pengeluaran

Jika sulit melakukan pemisahan anggaran, hal yang wajib dilakukan adalah melakukan pencatatan pengeluaran. Seringkali biaya-biaya yang dianggap kecil ternyata malah memberi kontribusi besar dalam catatan pengeluaran.

Evaluasi Pengeluaran

Untuk melengkapi pencatatan pengeluaran, ada baiknya melakukan evaluasi terhadap pengeluaran itu sendiri. Apakah dana yang digunakan sudah tersalurkan dengan tepat? Apakah ada kekurangan dari pengeluaran di bulan-bulan sebelumnya?

Tidak hanya terbatas pada event-event akhir tahun, pencatatan keuangan merupakan skill yang wajib dimiliki di tengah kreativitas brand lokal hingga internasional dalam berpromosi. Oleh karena itu, ada baiknya lebih bijak dalam memilih produk yang dikonsumsi dan mengedepankan kebutuhan yang memiliki urgensi lebih tinggi supaya tidak termakan dengan manisnya promo yang bermunculan.


bagikan