purwadhika-logopurwadhika-logo

Slow Living, Solusi Terbaik untuk Gen Z Saat Ini?

Refindo Kurniawan Maizar

08 September 2023

Slow Living, Solusi Terbaik untuk Gen Z Saat Ini?

Apakah kamu merasa hidupmu terlalu cepat, terlalu sibuk, dan terlalu stres? Jika ya, maka kamu mungkin termasuk dalam generasi Z, yaitu generasi yang lahir antara tahun 1997 dan 2012. Generasi Z menghadapi tantangan hidup modern yang unik, yang membutuhkan solusi yang berbeda pula. Salah satu solusi yang mungkin cocok untuk kamu adalah slow living.

Apa itu Slow Living?

Slow living adalah gaya hidup yang menekankan pada pendekatan yang lebih lambat, sederhana, dan sadar terhadap aspek-aspek kehidupan sehari-hari. Slow living bukan berarti malas atau tidak produktif, melainkan berarti mengutamakan kualitas daripada kuantitas, serta menghargai kesejahteraan diri, hubungan sosial, dan kelestarian lingkungan.

Konsep slow living berasal dari gerakan slow food, yang muncul sebagai protes terhadap budaya fast food yang merusak kesehatan dan lingkungan. Gerakan slow food kemudian berkembang menjadi filosofi hidup yang lebih luas, yang mencakup berbagai aspek seperti slow travel, slow fashion, slow education, dan lain-lain.

Gaya hidup ini tidak memiliki aturan atau standar yang baku, melainkan bersifat fleksibel dan personal. Setiap orang dapat menentukan sendiri apa arti slow living bagi dirinya, dan bagaimana cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tantangan dalam Kehidupan Penuh Modernisasi

Gen Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2000-an, tumbuh di era teknologi digital yang cepat. Mereka sering kali terjebak dalam dunia online, terhubung secara terus-menerus, dan dihadapkan pada tekanan untuk mencapai prestasi sejak dini. Tuntutan untuk sukses dalam pendidikan, karier, dan sosial media dapat menghasilkan tingkat stres yang tinggi.

Mengapa Slow Living Cocok untuk Gen Z?

Mengapa Slow Living Cocok untuk Gen Z? Mengadopsi konsep ini dapat menjadi solusi yang efektif bagi gen Z dalam mengatasi tekanan dan kesibukan hidup modern. Berikut adalah beberapa alasan mengapa slow living cocok untuk gen Z:

  1. Slow living mengajarkan arti pentingnya merencanakan waktu dengan bijaksana. Gen Z dapat memilih untuk melambat dan memberikan perhatian penuh pada satu hal, daripada terjebak dalam multitasking yang melelahkan. Dengan demikian, mereka dapat meningkatkan konsentrasi, produktivitas, dan kreativitas mereka. Contohnya, jika kamu sedang mengerjakan tugas kuliah atau pekerjaan. kamu bisa mematikan notifikasi media sosial atau email, dan fokus pada tugas kamu sampai selesai. kamujuga bisa membuat jadwal harian atau mingguan yang realistis dan sesuai dengan prioritas kamu.

  2. Slow living juga mendorong gen Z untuk mengambil istirahat secara teratur dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan waktu luang. Dalam dunia yang terus bergerak, menghargai momen-momen santai dan waktu bersama teman dan keluarga dapat memberikan rasa keseimbangan yang sangat dibutuhkan. Istirahat yang cukup juga dapat membantu gen Z menurunkan stres, meningkatkan mood, dan menjaga kesehatan fisik dan mental mereka. Contohnya, jika kamu merasa lelah atau bosan setelah bekerja atau belajar selama beberapa jam, kamu bisa mengambil waktu untuk beristirahat sejenak, misalnya dengan tidur siang, meditasi, yoga, atau sekadar minum teh hangat. kamu juga bisa menyisihkan waktu untuk bersenang-senang dengan teman atau keluarga, misalnya dengan bermain game online bersama, menonton film favorit bersama, atau mengobrol via video call.

  3. Slow living juga mengajak gen Z untuk menghargai keindahan alam, seni, dan interaksi sosial yang lebih dalam. Dengan mengurangi paparan informasi yang berlebihan dari media sosial, mereka dapat menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana dan merasa lebih puas dengan kehidupan mereka. Selain itu, mereka juga dapat memperkuat hubungan harmonis dengan orang-orang di sekitar mereka, serta berkontribusi positif terhadap lingkungan. Contohnya, jika kamu ingin merasakan suasana baru atau menambah wawasamu, kamu bisa mencoba slow travel, yaitu perjalanan yang lebih fokus pada pengalaman daripada destinasi. kamu bisa mengunjungi tempat-tempat yang kurang terkenal, tetapi memiliki keunikan dan keindahan tersendiri. kamu juga bisa berinteraksi dengan penduduk lokal, mencicipi makanan tradisional, dan belajar tentang budaya setempat. kamu juga bisa mengurangi jejak karbon dengan menggunakan transportasi umum atau ramah lingkungan, seperti kereta api, bus, sepeda, atau berjalan kaki.

Bagaimana Cara Menerapkannya?

Bagaimana gen Z dapat mengimplementasikan konsep slow living dalam kehidupan mereka? Berikut adalah beberapa tips yang bisa dicoba:

  1. Batasi waktu penggunaan media sosial dan perangkat digital. Menghabiskan waktu berkualitas tanpa gangguan teknologi dapat membantu kamu merasa lebih terhubung dengan diri sendiri dan orang-orang di sekitarmu. Contohnya, kamu bisa menentukan jam-jam tertentu untuk menggunakan media sosial atau perangkat digital, misalnya hanya satu jam di pagi hari dan satu jam di malam hari. kamu juga bisa mematikan notifikasi atau mode pesawat saat kamu sedang melakukan aktivitas lain, seperti makan, membaca, atau tidur.

  2. Cari kegiatan yang membantu kamu merasa rileks dan bahagia, seperti berjalan-jalan di alam, bermain musik, atau mengekspresikan diri melalui seni. Kegiatan ini dapat membantu kamu melepaskan ketegangan dan stres, serta meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri. Contohnya, jika kamu ingin merasakan kesegaran alam dan udara bersih, kamu bisa berjalan-jalan di taman, hutan, atau pantai. kamu juga bisa menanam tanaman atau bunga di rumah atau balkon. Jika kamu suka bermain musik atau menyanyi, kamu bisa belajar alat musik baru atau menyanyikan lagu favoritmu. Jika kamu suka menulis, menggambar, atau melukis, kamu bisa menciptakan karya seni yang menggambarkan perasaan atau imajinasimu.

  3. Konsumsi makanan yang sehat, segar, dan alami. Hindari makanan olahan, cepat saji, atau berpengawet, yang dapat merusak kesehatanmu. Makanan yang sehat dapat memberikan energi dan nutrisi yang dibutuhkan tubuhmu, serta meningkatkan kualitas hidup. Contohnya, jika kamu ingin makan siang atau malam yang lezat dan bergizi, kamu bisa memasak sendiri makananmu dengan bahan-bahan segar dan alami. kamu juga bisa membeli bahan-bahan makanan dari pasar tradisional atau petani lokal, yang biasanya lebih murah dan berkualitas daripada supermarket. Jika kamu ingin menikmati camilan atau minuman yang menyegarkan dan sehat, kamu bisa membuat sendiri jus buah atau smoothie dari buah-buahan segar yang kamu suka.

  4. Kurangi konsumsi barang-barang yang tidak perlu atau berlebihan. Belilah barang-barang yang berkualitas, tahan lama, dan ramah lingkungan. Dengan demikian, kamu dapat menghemat uang, ruang, dan sumber daya, serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Contohnya, jika kamu ingin membeli pakaian baru atau aksesoris baru, kamu bisa memilih pakaian atau aksesoris yang sesuai dengan gaya dan kebutuhan, bukan karena tren atau iklan. kamu juga bisa membeli pakaian atau aksesoris dari merek-merek lokal atau etis, yang menggunakan bahan-bahan alami atau daur ulang. Jika kamu ingin mengurangi jumlah barang-barang yang menumpuk di rumah atau kamar, kamu bisa melakukan decluttering (membersihkan) secara rutin. Decluttering adalah proses membuang atau menyumbangkan barang-barang yang tidak lagi digunakan atau dibutuhkan.

Slow living adalah salah satu alternatif gaya hidup yang dapat membantu generasi Z mengatasi tantangan hidup modern. Dengan menerapkan gaya hidup ini, generasi Z dapat merasakan manfaat seperti menurunkan stres, meningkatkan produktivitas, memperkuat hubungan harmonis, menghargai kualitas hidup, dan mengurangi dampak lingkungan. Jadi, tunggu apa lagi? Mulailah hidup lambat sekarang juga dan lihat perbedaannya!


bagikan