Syafaatur Rachman
∙12 July 2024
Sebagai digital marketer, kita akan dihadapkan dengan limpahan informasi setiap harinya. Semuanya demi kepentingan karier dan masa depan kita. Dilemanya, semua limpahan informasi ini bisa membuat kita tenggelam di tengah lautan informasi. 62.3% populasi di dunia menggunakan platform social media, dengan rata-rata penggunaan 2,5 jam setiap harinya. Bagaimana dengan kabar para digital marketer yang seluruh pekerjaan dan aktifitasnya berpusar disana? Disaat orang lain dianjurkan untuk mematikan notifikasi sosmednya ketika bekerja, para digital marketer bekerja didalamnya. Lalu bagaimana dampak dari ini semua? Tidak kalah penting, mengapa self awareness (kesadaran diri) penting?
Apakah kamu pernah menonton Social Dilemma, salah satu dokumenter terlaris di Netflix? Dalam dokumenter tersebut menggambarkan bagaimana efek buruk sosial media terhadap self-awareness kita dan ironisnya penggunaan kata “sosial” di kata sosial media. Kita tidak bisa pungkiri bahwa sosial media merupakan platform yang sangat adiktif. Informasi yang kita terima bisa diibaratkan gula yang membuat kita kecanduan; tapi membuat kita haus disaat yang sama. Sosial media juga memiliki dampak buruk ketika kita mengkonsumsinya disaat kita seang berkumpul dengan keluarga, teman, dan siapapun itu.
Hal tersebut berpengaruh pada self awareness kita, sebuah proses kemampuan manusia untuk sadar akan situasi sekitar. Kapasitas dan kapabilitas self-awareness seringkali menjadi menurun dengan adanya sosial media, mengurangi kenikmatan setiap proses kehidupan yang kita jalani.
Apabila kamu masih membaca postingan ini, bisa jadi kamu memiliki concern yang sama soal pentingnya meningkatkan self awareness, terlebih sebagai social media marketer. Sebelum kita bahas tips dan cara bagaimana kita bisa lebih self aware, menyadari bahwa self awareness perlu menjadi prinsip kita dalam menjalani kehidupan adalah penting. Self awareness di awal akan memberikan dampak signifikan terhadap bagaimana kita menjalani sesuatu. Berikut adalah tips bagaimana kamu bisa memiliki self awareness, terlebih sebagai social media marketer:
Mungkin akan terkesan menyebalkan untuk memulai sesuatu harus selalu dengan goal, tapi kebiasaan ini dapat membuat segala proses lebih efektif. Sebagai social media marketer, kita dituntut untuk menambah sebanyak-banyaknya referensi dan inspirasi konten. Hal ini membuat frekuensi kita mengulik sosmed menjadi penting. Memiliki self awareness bahwasanya kita tidak hanya scrolling, tapi juga researching akan berdampak signifikan terhadap cara kita bersosmed. Kamu akan lebih teliti dengan konten-konten yang kamu lihat, dan waktu yang kamu pakai menjadi lebih efektif.
Semua hal yang kita konsumsi ada takarannya. Dalam konteks penggunaan sosmed, waktu adalah takaran yang tepat untuk dijadikan patokan. Setidaknya ada tiga manfaat yang bisa kita dapatkan ketika mematok waktu kita ketika bersosmed:
Self awareness dapat diibaratkan sebagai otot. Ia perlu dilatih dari waktu ke waktu agar dapat memberikan dampak yang signifikan. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu terapkan untuk melatih self awareness:
Pada akhirnya, waktu yang paling berharga lebih banyak ada di dunia nyata dibandingkan maya. Seringkali kita terjebak dalam siklus sosial media yang tidak ada akhirnya, hingga banyak waktu yang terbuang sia-sia. Sebagai social media marketer, self awareness bisa menjadi tantangan yang sulit kita capai, namun penting untuk kita gapai agar kehidupan kita terasa lebih bermakna. Maka sebagai social media marketer, lihatlah social media sebagai alat, bukan konsumsi. Kita yang punya kendali atas waktu dan energi yang kita miliki, sehingga penting untuk kita lebih self aware. Purwadhika bisa menjadi saran kamu untuk mengoptimalkan sosial media sebagai tool, dengan segala kurikulum dan guru praktisi yang siap membantu karirmu sebagai digital marketer. Mari menjadi sosial media marketer yang lebih cermat dan efektif!
bagikan
ARTIKEL TERKAIT