purwadhika-logoPurwadhika Logo
hamburger-menu

Kalau Kamu Minum Air Mineral VIT, Kamu Sedang Bantu Lindungi AQUA. Ini Penjelasannya!

Ardelia Zikra

17 April 2025

Alt_3_6b28fb4c2f.png

Screen Shot 2025-04-17 at 13.07.35.png

Ketika bicara tentang air mineral, kemungkinan besar nama pertama yang muncul di benak banyak orang Indonesia adalah AQUA. Tidak hanya sebagai pelopor, AQUA telah menjadi simbol dari air minum kemasan yang aman dan berkualitas. Tapi di balik kesuksesan merek ini, Danone Indonesia ternyata tidak hanya bergantung pada satu nama besar. Ada juga VIT, merek air mineral lain yang juga dimiliki Danone namun dengan strategi pemasaran yang jauh berbeda. Menariknya, tidak semua orang tahu kalau VIT yang juga sering muncul di rak-rak minimarket itu juga dari Danone.

Mungkin sebagian dari kita baru menyadari bahwa AQUA dan VIT berasal dari satu perusahaan yang sama. Pertanyaannya: kenapa Danone mempertahankan dua merek air mineral dalam satu kategori produk? Bukankah lebih efisien kalau digabungkan saja?

Jawabannya justru terletak pada strategi marketing yang memadukan kekuatan merek, penguasaan pasar, dan pemahaman mendalam terhadap perilaku konsumen. Di balik itu, ada pertimbangan soal positioning, segmentasi harga, dan bahkan langkah kompetitif yang tidak terlihat langsung di permukaan.

Menyasar Dua Segmen dengan Dua Gaya

AQUA diposisikan sebagai merek air mineral yang premium dan image-nya udah kuat banget di masyarakat. Dari kemasannya, narasi iklannya, sampai cara distribusinya hingga high-quality vibe. Di sisi lain, VIT tampil lebih simpel dan ekonomis. Nggak terlalu banyak gimmick, tapi fungsional banget buat kebutuhan sehari-hari.

Strategi kayak gini dikenal sebagai multi-branding. Tujuannya? Supaya satu perusahaan bisa menjangkau lebih dari satu segmen pasar. Jadi AQUA bisa tetap jadi pilihan utama buat mereka yang cari kualitas dan prestige, sementara VIT ngisi celah buat mereka yang lebih price-conscious tapi tetap pengen produk yang aman.

Dengan positioning yang beda ini, Danone bisa main aman di dua sisi. Konsumen juga nggak merasa “downgrade” kalau beli VIT karena jelas brand-nya beda, feel-nya beda, dan tujuannya pun beda.

Risiko Brand Cannibalization dan Cara Menghindarinya

Tentu ada risiko besar dari strategi ini, yaitu brand cannibalization. Ini terjadi ketika dua produk dari satu perusahaan saling memakan pasar satu sama lain. Misalnya, konsumen yang semula rutin membeli AQUA bisa saja berpindah ke VIT karena merasa harganya lebih murah namun kualitasnya serupa.

Nah, justru di sinilah letak rahasia dapur Danone. Mereka merancang positioning kedua merek ini dengan sangat hati-hati. AQUA tetap dijaga dengan komunikasi yang emosional, menyentuh nilai-nilai kesehatan, keluarga, dan kepercayaan. VIT di sisi lain lebih fokus pada fungsi dasar yaitu air mineral yang segar, praktis, dan terjangkau.

Dengan komunikasi yang jelas dan konsisten, konsumen bisa membedakan "rasa" dari setiap merek, bukan hanya dari kandungan atau kemasan, tapi juga dari emosi dan konteks penggunaan. AQUA untuk momen yang penting dan formal. VIT untuk keseharian yang ringan. Strategi ini membantu menjaga jarak psikologis antara dua merek yang sebenarnya berada di rak yang sama.

Komunikasi dan Citra Merek: Jangan Hanya Jualan, Bangun Koneksi

Bagi saya pribadi, kekuatan utama AQUA bukan hanya di produknya, tapi di bagaimana merek ini membangun narasi yang kuat dan konsisten selama puluhan tahun. Komunikasi AQUA tidak sekadar bicara soal "minum air yang bersih", tapi menyentuh tema yang lebih dalam seperti keluarga, kepedulian, dan tanggung jawab sosial. Ini menjadikannya lebih dari sekadar botol air, tapi simbol gaya hidup sehat dan penuh kepedulian.

Sedangkan VIT, meskipun jarang terlihat di TV atau billboard besar, tetap eksis. Dia hadir lebih halus, nggak banyak bicara, tapi tetap relevan. Komunikasi kayak gini cocok banget buat segmen yang nggak suka banyak basa-basi. Straight to the point: ini air minum, aman, murah, selesai.

Dan belakangan ini, kalau kita jeli, Danone sudah aktif diranah digital marketing juga. Mulai dari artikel edukatif soal hidrasi, sampai konten-konten ringan di media sosial yang nyambung sama gaya hidup sehat dan simpel. Nggak hard selling, tapi branding-nya dapet banget. Screen Shot 2025-04-17 at 13.31.38.png

VIT: Fighter Brand yang Jadi Perisai

Dari sisi strategi kompetitif, VIT itu bukan sekadar “adik” dari AQUA. Dia punya peran penting sebagai fighter brand. Artinya, VIT ditempatkan di pasar bawah buat nahan laju kompetitor yang main di harga murah. Jadi, ketika ada brand seperti Cleo atau Le Minerale mulai masuk, VIT udah duluan ada di sana.

Yang bikin menarik, VIT bukan brand “murah” yang asal jadi. Tetap ada quality control, packaging rapi, dan bahkan produk varian kayak VIT 8+ buat target market yang concern sama kesehatan. Ini bukti kalau Danone bener-bener niat mengatur strategi mereka: AQUA buat premium, VIT buat defense line.

Dari luar, VIT mungkin terlihat lowkey. Tapi justru di situlah daya saingnya. Dia nggak perlu teriak-teriak untuk tetap dapat tempat di rak dan di kepala konsumen. Bagi saya, VIT adalah contoh bagaimana sebuah merek bisa bekerja diam-diam namun strategis, melindungi merek utama dari tekanan tanpa perlu mengorbankan citra besar yang sudah dibangun.

Kenapa Harus Dua Brand? Kenapa Nggak Disatuin Aja?

Sekilas, mempertahankan dua merek dalam satu kategori mungkin terlihat boros. Tapi jika dilihat dari sudut pandang strategi pasar, memisahkan AQUA dan VIT adalah keputusan cerdas. Menggabungkan keduanya justru berisiko mengaburkan positioning masing-masing.

Bayangkan jika AQUA punya varian murah dalam nama yang sama, konsumen bisa jadi bingung dan nilai eksklusif AQUA ikut turun. Sebaliknya, VIT bisa berkembang sendiri tanpa tekanan untuk menyesuaikan diri dengan standar brand utama. Ini adalah contoh bagaimana pengelolaan merek yang matang bisa menciptakan ekosistem yang saling melindungi, bukan saling bersaing.

Industri Air Mineral Bukan Sekedar Jualan Botol Air Mineral

Apa yang Danone lakukan lewat AQUA dan VIT ini menurut saya adalah contoh strategi brand management yang sangat solid. Di industri air mineral yang kelihatannya simple, ternyata ada permainan positioning, pricing, sampai komunikasi brand yang dirancang dengan sangat detail.

Ini juga jadi reminder buat brand-brand lain mengenai perilaku konsumen sekarang yang makin segmented. Nggak cukup satu produk untuk semua orang. Kadang, bukan bikin produk baru yang susah, tapi bikin dia punya peran yang jelas dan nggak bentrok sama produk yang udah ada.

Dengan pendekatan seperti ini, Danone bukan cuma jual air mineral. Mereka jual experience, trust, dan solusi untuk berbagai tipe konsumen. Dan dari situ kita belajar bahwa winning strategy bukan soal siapa paling banyak iklan, tapi siapa yang paling paham market dan tahu kapan harus stay visible, dan kapan harus stay smart.


bagikan


wa-button