purwadhika-logo
hamburger-menu
Purwadhika Logo

Programs

Locations

For Corporate

Community

Why Purwadhika


ID

Intip Strategi Marketing dari Film Sore yang Viral di Media Sosial

Ayyubi Fauzihan Jefry

04 September 2025

Blog_Purwadhika_Cover_eafd452a1f.png

Siapa sih yang gak tau sama film Sore: Istri dari Masa Depan? Film yang lagi viral dan mencuri perhatian banyak warganet Indonesia saat ini. Tanpa gimmick yang berlebihan dan strategi marketing yang relevan, film ini berhasil menjadi 'buah bibir' di berbagai media sosial. Dengan memanfaatkan brand collaboration, trailer yang meningkatkan awareness, dan efek dari user-Generated Content (UGC), Sore berhasil menciptakan viralitas organik yang kuat.

Apa rahasianya? Jawabannya ada pada strategi marketing yang cerdas dan relevan dengan behavior penonton masa kini. Artikel ini akan membedah bagaimana strategi marketing yang diterapkan oleh film: Sore Istri dari Masa Depan yang membuat film ini meledak di pasar.

Strategi Marketing Efektif dan Emosional dari Film Sore

Film Sore: Istri dari Masa Depan tidak hanya sukses dari sisi cerita dan sinematografi, tapi juga dari segi marketing campaign film ini mampu menciptakan traffic organik dan menjangkau jutaan penonton dalam waktu singkat. Strategi marketing film ini menyentuh dua aspek penting digital marketing: efekrivitas dalam menjangkau audiens yang tepat dan kekuatan emosional yang membangun kedekatan dengan penonton. Film Sore: istri dari Masa Depan memang menarik untuk dianalisis dari sudut pandang marketing, berikut adalah bedah strategi digital marketing yang kemungkinan besar membuat Sore sukses dan viral, dilihat dari perspekftif seorang digital marketer:

1. Trailer yang Meningkatkan Awareness Audiens

Trailer film Sore dirancang untuk memicu rasa penasaran dengan elemen-elemen yang diinginkan penonton, seperti visual yang menarik, narasi yang kuat, atau beberapa scene yang sengaja dibuat agar penonton penasaran. ini menciptakan hype yang membangkitkan rasa ingin tahu dari audiens. Source: (Youtube/@ceritafilmsofficial) Dalam dunia digital marketing, trailer adalah hook utama. Dengan memanfaatkan elemen visual dan naratif yang relevan dengan target audiens (misalnya, Gen Z atau milenial yang aktif di media sosial), trailer Sore kemungkinan besar dioptimalkan untuk platform seperti TikTok, Instagram Reels, atau YouTube Shorts, dimana strategi marketing dengan memanfaatkan konten pendek yang mengandung emotional hook memiliki peluang besar untuk menjadi viral. Data dari HubSpot menunjukkan bahwa 56% digital marketer menggunakan TikTok sebagai tools yang diutamakan, dan platform ini terus berkembang di 22025, terutama untuk konten video pendek yang menarik perhatian dalam 0-3 detik.

2. User-Generated Content (UGC) dan Viralitas Organik

Salah satu strategi yang diterapkan oleh film Sore adalah dengan memanfaatkan tren user-generated content (UGC) dengan cepat. Salah satu contohnya adalah konten remake cover Sore yang dibuat oleh netizen di hari pertama penayangannya. Tidak hanya netizen, perusahaan BUMN seperti BukitAsam pun juga melakukan konten remake dari film Sore. Ini menunjukkan bahwa strategi marketing Sore mungkin mendorong atau menginspirasi agar audiens untuk membuat konten terkait film yang mempercepat penyebarannya secara organik.

Source: (Instagram/@bukitasamptba) UGC adalah kunci viralitas di 2025. Dengan mendorong audiens untuk berpartisipasi, Sore menciptakan network effect. Audiens menjadi "penyebar" konten secara sukarela, meningkatkan reach dan engagement tanpa biaya iklan besar. Strategi marketing ini sejalan dengan prinsip viral marketing yang memanfaatkan audiens sebagai penggerak utama.

  1. Strategi Marketing Dengan Memanfaatkan Kekuatan Kolaborasi Brand yang Relevan

Source: (Instagram/@hmns.id) Salah satu strategi marketing film Sore yang menarik adalah memanfaatkan kolaborasi strategis dengan brand HMNS untuk mendapatkan awareness dan menciptakan pengalaman yang lebih mendalam bagi audiens. Ini memungkinkan film Sore menjangkau komunitas HMNS, yang mungkin tidak hanya tertarik pada film tetapi juga pada varian produk 'Sore' yang dipromosikan secara halus melalui storytelling. Strategi marketing ini menciptakan efek brand storytelling yang kuat, di mana audiens dapat merasakan sisi emosional yang dicipatakan oleh film ini melalui varian produk yang dibuat khusus untuk film Sore. 4. Timing Strategi Marketing dan Kepekaan Terhadap Tren Film Sore tampaknya sangat memahami pentingnya timing dalam merilis konten. Postingan di X menunjukkan bahwa kreator konten langsung bereaksi pada hari pertama penayangan, menandakan strategi marketing yang diterapkan merilis materi promosi yang relevan dengan tren terkini di media sosial, seperti filter dasri poster film-nya, soundtrack, atau meme yang sedang populer. Strategi marketing tersebut mengikuti prinsip viral marketing, menangkap tren sosial yang membuat konten lebih shareable. Dengan merilis konten promosi yang selaras dengan algoritma platform seperti TikTok, Instagram, dan X. Viral marketing ini berhasil menarik perhatien audiens yang haus akan konten segar dan relevan. 5. Influencer Marketing Untuk Memperluas Reach Banyak influencer yang melakukan review positif terhadap film Sore di media sosial. Ini menambah kesempatan dari film Sore untuk menaikkan kepercayaan dari audiens mereka. Influencer marketing menjadi salah satu strategi utama di tahun 2025, dimana banyak brand memanfaatkan KOL untuk mempromosikan produk atau layanan yang diberikan. Kesimpulan Keberhasilam film Sore: istri dari Masa Depan dapat dilihat dasri kombinasi strategi digital marketing yang cerdas seperti kolaborasi brand yang kuat, trailer yang menarik, dorongan untuk UGC, timing yang tepat, optimalisasi media sosial, dan influencer marketing. Kunci utama dari kesuksesanfilm Sore adalah kemampuannya dalam memahami audiens, menangkap tren terkini, dan penggunaan soundtrack, poster, dan penggalan dialog yang sangat disukai oleh audiens. Dengan memanfaatkan platform seperti TikTok, Instagram, YouTube, dan X, film Sore tidak hanya menjadi film yang sukses, tetapi juga menjadi fenomena yang relevan di era digital. Ditulis oleh Ayyubi Fauzihan Jefry


bagikan


wa-button