Dalam dunia bisnis, follow up adalah kunci untuk memastikan komunikasi tetap lancar dan efektif. Namun, seringkali kita khawatir bahwa email follow up kita akan terkesan mengganggu atau terlalu agresif. Artikel ini akan membahas cara menulis email follow up yang efektif tanpa membuat penerima merasa terganggu.
Sebelum kita menyelami teknik penulisan, penting untuk memahami mengapa follow up sangat krusial:
Timing adalah segalanya dalam follow up. Terlalu cepat bisa terkesan tidak sabar, terlalu lama bisa membuat pesan kamu terlupakan.
Tips:
Setiap email follow up harus memberikan nilai baru kepada penerima.
Contoh: "Sejak email terakhir saya, kami telah mengembangkan fitur baru yang mungkin relevan dengan kebutuhan Anda..."
Hormati waktu penerima dengan menjaga email kamu tetap singkat dan langsung ke poin utama.
Tips:
Personalisasi menunjukkan bahwa kamu menghargai penerima sebagai individu, bukan hanya target bisnis.
Contoh: "Saya ingat Anda menyebutkan tantangan [X] dalam percakapan kita sebelumnya. Saya punya beberapa ide yang mungkin bisa membantu..."
Subjek email yang jelas membantu penerima memahami konteks follow up kamu dengan cepat.
Contoh subjek yang baik: "Follow up: Proposal Proyek [Nama Proyek] - Informasi Tambahan"
Buat mudah bagi penerima untuk merespon dengan memberikan opsi atau pertanyaan yang jelas.
Contoh: "Apakah Anda lebih suka kita mendiskusikan ini melalui telepon atau dalam pertemuan singkat?"
Akui bahwa penerima mungkin sibuk dan tunjukkan bahwa kamu menghargai waktu mereka.
Contoh: "Saya paham Anda mungkin sangat sibuk saat ini. Jika timing ini kurang tepat, mohon beri tahu kapan waktu yang lebih baik untuk menghubungi Anda kembali."
Pastikan nada email kamu profesional namun ramah. Hindari terkesan terlalu formal atau sebaliknya, terlalu kasual.
Tips:
Ingatkan penerima tentang konteks komunikasi sebelumnya tanpa terkesan menggurui.
Contoh: "Melanjutkan diskusi kita minggu lalu tentang [topik], saya ingin berbagi beberapa insight tambahan yang mungkin berguna untuk Anda."
Berikan penerima kesempatan untuk menolak dengan sopan jika mereka tidak tertarik.
Contoh: "Jika saat ini proyek ini bukan prioritas untuk tim Anda, saya akan memahami. Mohon beri tahu jika Anda ingin saya menghubungi kembali di lain waktu."
Menulis email follow up yang efektif dan tidak mengganggu adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan disempurnakan. Kuncinya adalah menghormati waktu penerima, memberikan nilai dalam setiap komunikasi, dan tetap profesional namun personal.
Ingatlah bahwa tujuan utama follow up adalah untuk membangun dan memelihara hubungan profesional yang positif. Dengan mengikuti tips di atas dan terus menyesuaikan pendekatan kamu berdasarkan feedback, kamu dapat meningkatkan efektivitas follow up kamu tanpa terkesan mengganggu.
Mulailah menerapkan strategi-strategi ini dalam email follow up kamu berikutnya. Dengan latihan dan penyesuaian, kamu akan menemukan formula yang tepat untuk mendapatkan respon positif tanpa mengorbankan profesionalisme atau hubungan baik dengan penerima.
bagikan
ARTIKEL TERKAIT
Hi!👋
Kamu bisa menghubungi kami via WhatsApp