purwadhika-logopurwadhika-logo

Barbie VS Oppenheimer: Marketing Film Sukses Yang Tak Terduga

Kornelius Harda Wicaksana

16 April 2024

Barbie VS Oppenheimer Marketing Film Sukses Yang Tak Terduga.jpg

Film adalah salah satu sarana hiburan yang sangat populer di setiap belahan dunia. Apalagi sejak muncul situs streaming seperti Netflix, Disney+, Amazon Prime Video, Hulu dan sejenisnya. Durasi nonton film masyarakat global pun naik drastis. Namun, ini adalah kabar buruk bagi para pemilik bioskop. Perubahan cara masyarakat dalam menonton film membuat mereka harus bekerja lebih keras dalam memasarkan film yang mereka jual. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah strategi efektif dalam memasarkan film. Fenomena yang terjadi pada film Barbie dan Oppenheimer bisa menjadi studi kasus yang bagus.

Fenomena menarik terjadi pada tahun 2023, dimana dua buah film: Barbie dan Oppenheimer menjadi topik hangat lewat duel rivalitas marketing mereka. Rivalitas disini bukan berarti hal negatif karena fenomena Barbie VS Oppenheimer atau Barbieheimer memberikan kesuksesan bagi kedua film tersebut. Mari kita menelusuri lebih dalam tetang Barbieheimer ini.

Lahirnya Barbieheimer

Awal mula tercipta fenomena Barbieheimer karena film Barbie dan Oppenheimer rilis pada tanggal yang sama di 21 Juli, 2023. Yang satu tentang kehidupan boneka barbie selayaknya manusia dengan nuansa ceria. Sementara yang satunya tentang biografi nuansa kelam J. Robert Oppenheimer, seorang pencipta senjata nuklir. Kontras tema dari kedua film ini yang sangat kentara menciptakan sebuah sensasi luar biasa di internet. Orang-orang mulai membanding-bandingkan Barbie dan Oppenheimer lewat banyak konten meme, lelucon, dan perdebatan. Viralitas ini membantu pemasaran bagi kedua film secara tak terduga.

Narasi Marketing Film Barbie Dan Oppenheimer Yang Tersatukan

Peran fandom internet tentu sangat besar bagi Barbieheimer yang viral. Bahkan terjadi debat antar user di internet seperti "kamu tim Barbie atau tim Oppenheimer". Melihat fenomena viral yang tak terduga, tim marketing dari film Barbie dan Oppenheimer memanfaatkan peluang emas ini. Alih-alih mereka saling beradu satu sama lain, mereka dengan cerdas sukses menyatukan narasi marketing yang sama. Kedua film ini malah nampak saling menguntungkan satu sama lain dalam pemasaran mereka, meski Barbie adalah milik Warner Bros. Pictures dan Oppenheimer adalah milik Universal Pictures.

Alokasi Ad Spend Yang Bijak

Kedua film secara efisien memasarkan lewat platform andalan mereka. Tim marketing Oppenheimer sukses di platform Instagram dan Facebook. Kedua platform ini membawakan impression jauh lebih banyak dibandingkan jumlah biaya ad yang dikeluarkan. Ambil contoh pada platform Facebook yang memberi 22% dari total impression walaupun hanya dapat 11% dari total jumlah biaya ad. Barbie juga mengalami tren yang sama dengan Oppenheimer khususnya di platform Instagram. Barbie mendapatkan 45% impression di Instagram hanya lewat 36% dari total ad spend.

Kedua Film Paham Target Audience Masing-Masing

Dalam memasarkan suatu produk di dunia digital, salah satu hal yang perlu menjadi perhatian adalah kenali target audience. Tim marketing Barbie dan Oppenheimer paham betul akan hal ini. Meskipun mereka sangat terbantu karena viralnya Barbieheimer yang tak terduga, kecerdasan mereka dalam memilih channel sesuai target audience juga menjadi alasan kesuksesan pemasaran kedua film ini. Tim marketing Oppenheimer memilih untuk tidak memasarkan filmnya di platform Tiktok. Itu karena banyak user di Tiktok masih terlalu muda dan tidak sesuai target audience film Oppenheimer. Begitu juga Barbie yang lebih memilih melakukan ad spend di Instagram untuk target audience yang lebih dewasa. Selain itu, Youtube dan OTT platform juga medium yang tepat untuk memasarkan produk film karena memilki audience yang gemar menonton konten video.

Kesuksesan Film Barbie Dan Oppenheimer Yang Tak Terbantahkan

Oleh karena Barbieheimer yang viral dan marketing cerdas oleh tim marketing kedua film, Barbie dan Oppenheimer berada di posisi tiga besar pendapatan film tertinggi di tahun 2023. Dilansir dari situs Box Office Mojo Oppenheimer berada di urutan ketiga dengan pendapatan secara rilisan global dengan jumlah 958,791,245 US dollar ( sekitar 14 triliun rupiah ). Sementara Barbie berada di urutan tertinggi di tahun 2023 dengan pendapatan secara rilisan global dengan jumlah 1,445,638,421( sekitar 22 triliun rupiah ).

Kesuksesan Barbie dan Oppenheimer bisa menjadi studi kasus yang bagus dalam digital marketing. Kita perlu paham apa tren yang relevan dengan produk yang kita punya dan bagaimana kita memanfaatkannya. Di tengah persaingan kompetitif di dunia digital marketing kadang juga perlu kita lihat potensi kerja sama yang ada dengan competitor. Mungkin tak harus melakukan kerja sama secara langsung. Namun, kepekaan dalam melihat narasi yang bisa menguntungkan kedua belah pihak dapat menjadi strategi marketing yang efektif.


bagikan